Satu hal yang pasti menjadi perhatian orangtua adalah bagaimana merawat penis anak yang setelah sunat atau sirkumsisi. Tulisan berikut dirangkum dari percakapan saya sehari-hari dengan orangtua dan pasien seputar perawatan sunat/khitan.
Sampai kapan memakai perban?Perlukah perban dipakai terus?
Setelah selesai operasi, biasanya penis dipasang perban. Setelah 24
jam, maka perban ini dapat dibuka sendiri di rumah, dan tidak perlu
dipakai lagi.
Anak saya disunat dengan pembiusan total. Kapan anak saya boleh makan dan minum?
Setelah sadar, anak boleh dicoba minum. Bila tidak mual atau muntah, maka anak boleh langsung makan. Jika anak masih mual atau muntah (akibat efek obat bius), maka minum ditunda dan dicoba lagi sampai tidak mual.
buang air kecil/BAK setelah sunatan?
Anak umumnya dapat BAK normal setelah disunat. Terkadang, setelah disunat
anak seperti "menahan" kencing karena rasa nyeri atau takut BAK. Jika anak tidak buang air kecil dalam 8
jam setelah disunat, bawalah ke petugas kesehatan untuk dicek.
Anak saya penisnya kelihatan bengkak/membesar setelah sunatan!
Setelah dioperasi, adalah normal jika disekitar penis kelihatan
bengkak, kadang bengkak cukup hebat sehingga glans penis sampai
kelihatan tertutupi oleh kulit penis. Namun jika bengkak mereda, penis
akan tampak normal saja.
Luka sunatan-nya seperti basah/mengeluarkan cairan?
Sering pula tampak luka bekas sunatan
kelihatan "basah" dan menjadi kekuatiran orang tua. Sebetulnya, "basah"
tersebut akibat tubuh kita memang normalnya mengirimkan cairan tubuh
yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh- jadi ya jangan dimusuhi! ini
normal saja. Sepanjang cairan berwarna jernih, tidak berbau atau tampak
keruh seperti nanah.
Kemudian akan timbul "keropeng" di sekitar penis
yang sebetulnya adalah krusta yang mengering dan bercampur dengan salep
antibiotik. Hal ini juga normal, dan nanti akan mengering dan dapat dibersihkan serta meluruh saat mandi (jangan sekali-kali dipaksa!).
Kenapa anak saya masih berdarah?
Jika ada
seperti titik perdarahan di perban/luka sebetulnya wajar, asalkan sedikit dan tidak terus menerus. Jika
berdarah terus menerus maka bawalah ke petugas kesehatan!
Kapan anak saya bisa mandi?
Setelah
operasi, anak bisa dimandikan biasa, namun penis cukup dilap saja
dengan kain basah kemudian dikeringkan. Salep antibiotik kemudian dioleskan
sehari 2 kali di sekitar bekas luka selama 1 minggu.
Setelah 3 hari, maka penis sudah dapat terkena basah (mandi).
Antinyeri akan diberikan selama beberapa hari setelah sunatan.
Biasanya luka sunatan baru benar-benar mengering setelah 1-2 minggu meskipun hal ini bervariasi, dan benang jahitan pun akan meluruh dengan sendirinya.
PENTING: Jika Anak anda mengalami pendarahan terus menerus sehabis disunat atau
tampak keluar cairan yang berbau tidak sedap, HUBUNGI petugas kesehatan

Senin, 17 Februari 2014
Kamis, 06 Februari 2014
Hipospadia - Hypospadias - Disunat Jin?
Hypospadias kalau di teks bahasa Inggris nya, sering ditulis menjadi hipospadia di bahasa Indonesia; meski saya tidak tahu apakah ejaannya indonesia nya bener apa ngga hehe.. saya gak buka KBBI.
Karena malu, atau memang karena kebudayaan tertentu, kadang hypospadia ini datangnya terlambat ke dokter. Ada juga yang percaya bahwa anaknya telah disunat sejak lahir! Selain paraphimosis, hypospadias ini juga ada yang menganggap bahwa anaknya telah disunat oleh jin/makhluk halus...
Hypospadia sebetulnya adalah kelainan yang cukup sering, dengan insidensi 1 setiap 250 kelahiran bayi lelaki (sebetulnya kalau insidensi ini berbeda-beda tiap negara). Naa.. kalau di Indonesia yang kelahiran bayinya 4,5 juta per tahun.. dengan asumsi bayi lelaki adalah setengahnya.. maybe 2,2 juta (maap.. saya nggak nemu angka kelahiran bayi lelaki), maka yang menderita hypospadias ini lumayan banyak.. sekitar 8800 kasus/tahunnya. (haha.. take my words with a pinch of salt!)
Singkatnya, hypospadias ini sebetulnya merupaka spektrum abnormalitas.. yang mungkin terlihat adalah berarti lubang saluran kecing ada di bagian bawah penis. Seringkali penis tampak bengkok, yang terutama bisa dilihat pagi hari saat ereksi. Kulit penis di bagian atas tampak berlebih, dan kulit penis di bagian bawah nya lebih sedikit.
.
Etiologi
Sebetulnya penyebab gangguan ini diketahui anatar lain akibat adaya gangguan hormonal... Bla bla bla
Kapan dioperasi?
Apa ini cuma hypospadia atau .. are there more issues ?
Penanganan
Karena malu, atau memang karena kebudayaan tertentu, kadang hypospadia ini datangnya terlambat ke dokter. Ada juga yang percaya bahwa anaknya telah disunat sejak lahir! Selain paraphimosis, hypospadias ini juga ada yang menganggap bahwa anaknya telah disunat oleh jin/makhluk halus...
Hypospadia sebetulnya adalah kelainan yang cukup sering, dengan insidensi 1 setiap 250 kelahiran bayi lelaki (sebetulnya kalau insidensi ini berbeda-beda tiap negara). Naa.. kalau di Indonesia yang kelahiran bayinya 4,5 juta per tahun.. dengan asumsi bayi lelaki adalah setengahnya.. maybe 2,2 juta (maap.. saya nggak nemu angka kelahiran bayi lelaki), maka yang menderita hypospadias ini lumayan banyak.. sekitar 8800 kasus/tahunnya. (haha.. take my words with a pinch of salt!)
Singkatnya, hypospadias ini sebetulnya merupaka spektrum abnormalitas.. yang mungkin terlihat adalah berarti lubang saluran kecing ada di bagian bawah penis. Seringkali penis tampak bengkok, yang terutama bisa dilihat pagi hari saat ereksi. Kulit penis di bagian atas tampak berlebih, dan kulit penis di bagian bawah nya lebih sedikit.
.
Etiologi
Sebetulnya penyebab gangguan ini diketahui anatar lain akibat adaya gangguan hormonal... Bla bla bla
Kapan dioperasi?
Apa ini cuma hypospadia atau .. are there more issues ?
Penanganan
Rabu, 05 Februari 2014
Atresia Esofagus, Fistula Trakea-Esofagus
Awal Mulanya...
Tahun 1670-an, Durston sudah melaporkan adanya atresia esofagus.
Tahun 1888, baru mulai dilakukan tindakan pembedahan- yaitu di gastrostomi.
Tahun 1936, mulai dilakukan penyambungan esofagus, namun first suvivornya baru ada 3 tahun kemudian. Caranya? Gastrostomi, esofagostomi leher, ligasi fistula trans torakal dan kemudian di antara esofagus dsambung dengan kulit yang dibuat tube.
Tahun 1941, Cameron Haight sukses melakukan ligasi fistula dan anastomosis esofagus melalui torakotomi.
Kalau di kepustakaan luar sih, disebutkan survival nya dari 40% an di tahun 1940, sekarang jadi 90%!
Kalau di tempat saya gimana yaaaaa? Setelah 340 tahun ditemukan hehehe...
Patofisiologi
Atresia esofagus (AE) dan fistula trakeoesofageal (TEF) dipercaya disebakan oleh pemisahan foregut primitif yang tidak sempurna.
Pada hari ke 22, terbentuk divertikulum ventral.
Kemudian, si divertikulum ini akan terlipat di bagian lateral (aka lateral fold groove), sehingga akan terbentuk 2 saluran yaitu saluran makan (esofagus) dan saluran nafas (trakea).
Pertumbuhan saluran cerna yang aberan menyebabkan terjadinya atresia esofagus, sementara pemisahan kedua saluran yang tidak sempurna menyebabkan sebagian struktur bertemu di tengah dan menjadi fistula trakeo-esofageal.
Kalau mau mendalami embriologinya, silakan klik link di sini dan di sini..
Insidensi atresia esofagus sekitar 1:3000 sd 4500 kelahiran hidup, dan just slightly more common pada laki.
Jenis dan persentase atresia esofagus sebagai berikut (Gross):
A: atresia esofagus tanpa fistula
B: atresia esofagus dengan fistula TE proximal
C: atresia esofagus dengan fistula TE distal
D: atresia esofagus dengan fistula TE proksimal dan distal
E: H-type fistula
Sekitar separuh bayi dengan kelainan AE ini memiliki anomali (gangguan/penyakit) lain. Ada akronim VACTERL (vertebra, anorectal, cardiac, trakeo-esofageal, renal dan limb). Kalau mau dibilang VACTERL, ada yang menyebutkan harus di ada lebih dari 3 kelainan tsb. Kalau tertarik dengan bahasan VACTERL, silakan klik di sini.
Buntunya esofagus menyebabkan fetus tidak dapat menelan cairan amnion. Disebutkan pula kondisi ini berhubungan dengan insidensi prematuritas yang cukup tinggi.
Ujung proksimal esofagus yang bedilatasi menekan trakea dan kadang bisa menimbulkan gejala trakeomalasia. Hipoplasia paru pun mungkin terjadi bila amnion yang terlalu banyak masuk melalui tracheobronchial tree lewat fistula distal.
Umumnya bayi dengan EA sudah menunjukkan gejala segera setelah lahir, yaitu mengeluarkan air liur terus menerus, tersedak dan tidak bisa menoleransi minum. Bila dipasang NGT juga tidak bisa (hal ini terutama terasa jika memasukkan NGT no,10, yang terasa lebih rigid. Kalau pakai NGT yang lebih kecil kadang tidak terasa karena melingkar).
Foto polos baby gram bisa menunjukkan adanya kolom udara yang terhenti di leher (esofagus yang buntu), dan NGT yang melingkar. Udara yang terdapat pada gaster dan usus bagian distal menunjukkan adanya fistula trakeo-esofageal. Jika tidak ada udara di gaster dan usus bagian distal dapat disimpulkan kondisi atresia esofagus tanpa fistula. Bagaimanapun juga, kadang fistula ini tertutup oleh mukus, sehingga udara pada saluran cerna bagian distal tidak dapat dilihat gambarannya ( kejadian loch sekitar 14% menurut satu laporan).
Gambaran pneumonitis, atelektasis, kelainan jantung maupun tulang belakang juga mesti dinilai saat membaca foto babygram. Jika pada foto babygram terlihat adanya gambaran double bubble, maka harus dicurigai mungkin bayi ini juga menderita atresia duodenum.
Tatalaksana
Bayi dengan kondisi ini selalu berada dalam risiko pneuomonitis, jadi bayi diposisikan head up dan di suction berkala ke upper pouch esofagus melalui mulut. Posisi lain yang cukup nyaman adalah dengan tengkurap. Infus dipasang dan antibiotik diberikan. Jika mungkin, pasang PICC karena kemungkinan besar bayi perlu TPN dalam beberapa waktu. Hal yang tidak kalah penting pada fase awal adalah mencari anomali penyerta. Selain pemeriksaan fisik untuk mencari kelainan VACTERL, ekokardiografi, USG saluran kemih dan tulang belakang mungkin juga perlu dilakukan (ya... idealnya memang begitu..).
Sebelum melakukan pembedahan, sangat penting menentukan jarak antara pouch esofagus proksimal dan distal, di mana hampir selalu penjahitan esofagus primer tidak dapat dilakukan bila jaraknya lebih dari 2 cm (sekitar 10-20% AE memiliki jarak yang panjang atau disebut sebagai long gap EA). Atresia esofagus long gap lazimnya dijumpai pada kasus AE tanpa fistula. Sementara, AE dengan distal TE hampir selalu bisa dijahit primer dengan catatan pasien tidak memiliki kelainan paru /jantung berat atau kelainan lain yang bersifat mengancam nyawa.
Pada kasus EA dengan penyulit (yang tidak mungkin dilakukan jahit primer) maka dilakukan gastrostomi saja terlebih dahulu dengan tujuan dekompresi , dan penyambungan ditunda sampai kondisi pasien membaik. Perlu diingat bahwa bayi dilakukan ventilasi mekanik dapat mengalami perburukan bila udara dari fistula masuk ke gaster terlalu banyak (gaster bisa dilatasi berlebihan dan bocor. Kondisi ini mengharuskan operasi emergency untuk menutup fistula trakeo esofageal ).
Pada kasus EA tanpa fistula, maka dilakukan gastrostomi dan esofagostomi. Gastrostomi pada AE tanpa fistula dapat digunakan untuk feeding. (Kalau kasus AE dengan fistula gastrostomi nya jangan dipakai buat minum yaaaa... kecuali fistula nya sudah ditutup... Dilarang kerasss...) Beberapa ahli melakukan lengthening atau berusaha memanjangkan pouch esofagus proksimal, ada yang dibusi esofagusnya, ada yang pakai teknik Keen Kimura.. banyak deh. Lengkapnya mengenai esophageal lengthening baca di sini.
Untuk teknik operasi gastrostomi silakan klik di sini.. Sekarang sih belum bisa yaa...
Untuk teknik operasi esofagostomi silakan klik disini.. Sekarang sih belum bisa yaa
Teknik operasi atresia esofagus secara singkat:
Perawatan post-op:
Komplikasi Pasca Bedah
Dini:
Klasifikasi Prognostik
Waterston
A: Survival 95%, BB>2500 gr dan sehat
B: survival 68%, B1 jika BB 1800 – 2500 gr dan sehat, B2 jika BB >2500 gr disertai pneumonia sedang atau anomali bawaan yang berat
C: survival 6%, C1 jika BB <1800 gram, C2 jika BB>1800 gr disertai pneumonia sedang atau anomali bawaan yang berat
Spitz
I. Survival 97%. BB>1500 gr tanpa kelainan jantung berat
II. Survival 56%. BB <1500 gr atau ada kelainan jantung berat
III. Survival 22%. BB< 1500 gr dan disertai adanya kelainan jantung berat
Montreal [Poenaru et al. Surgery. 1993 Apr;113(4):426-32.]
I. Survival 93%. Non Ventilator dependent
II. Survivial 31%. Ventilator dependency atau disertai anomali lain yang mengancam nyawa
Bremen [JPediatr Surg. 2000 Apr;35(4):584-7.]
Dibagi berdasarkan adanya komplikasi atau tidak (komplikasi yang dimaksud adalah ada ARDS atau pneumonia pre op)
- Tanpa komplikasi
o I. Survival 100%. BB>1500 gr, tanpa kelainan jantung mayor
o II. Survival 50%. BB<1500 gr atau ada kelainan jantung mayor
o III. Survival 0%. BB <1500 gram dan ada kelainan jantung mayot
- Dengan komplikasi
o I. Survival 33%. BB>1500 gr tanpa kelainan jantung mayor
o II. Survival 40%. BB<1500 gr atau ada kelainan jantung mayor
o III. Survival 0%. BB<1500 gr diserai kelainan jantung mayor
Bibliografi
*kebanyakan tulisan ini diambil dari Operative Pediatric Surgery
[1]http://www.gfmer.ch/genetic_diseases_v2/gendis_detail_list.php?cat3=707
Tahun 1670-an, Durston sudah melaporkan adanya atresia esofagus.
Tahun 1888, baru mulai dilakukan tindakan pembedahan- yaitu di gastrostomi.
Tahun 1936, mulai dilakukan penyambungan esofagus, namun first suvivornya baru ada 3 tahun kemudian. Caranya? Gastrostomi, esofagostomi leher, ligasi fistula trans torakal dan kemudian di antara esofagus dsambung dengan kulit yang dibuat tube.
Tahun 1941, Cameron Haight sukses melakukan ligasi fistula dan anastomosis esofagus melalui torakotomi.
Kalau di kepustakaan luar sih, disebutkan survival nya dari 40% an di tahun 1940, sekarang jadi 90%!
Kalau di tempat saya gimana yaaaaa? Setelah 340 tahun ditemukan hehehe...
Patofisiologi
Atresia esofagus (AE) dan fistula trakeoesofageal (TEF) dipercaya disebakan oleh pemisahan foregut primitif yang tidak sempurna.
Pada hari ke 22, terbentuk divertikulum ventral.
Kemudian, si divertikulum ini akan terlipat di bagian lateral (aka lateral fold groove), sehingga akan terbentuk 2 saluran yaitu saluran makan (esofagus) dan saluran nafas (trakea).
Pertumbuhan saluran cerna yang aberan menyebabkan terjadinya atresia esofagus, sementara pemisahan kedua saluran yang tidak sempurna menyebabkan sebagian struktur bertemu di tengah dan menjadi fistula trakeo-esofageal.
Kalau mau mendalami embriologinya, silakan klik link di sini dan di sini..
Insidensi atresia esofagus sekitar 1:3000 sd 4500 kelahiran hidup, dan just slightly more common pada laki.
Jenis dan persentase atresia esofagus sebagai berikut (Gross):
![]() |
Gambar 1. Jenis atresia esofagus & persentasenya [1] |
A: atresia esofagus tanpa fistula
B: atresia esofagus dengan fistula TE proximal
C: atresia esofagus dengan fistula TE distal
D: atresia esofagus dengan fistula TE proksimal dan distal
E: H-type fistula
Sekitar separuh bayi dengan kelainan AE ini memiliki anomali (gangguan/penyakit) lain. Ada akronim VACTERL (vertebra, anorectal, cardiac, trakeo-esofageal, renal dan limb). Kalau mau dibilang VACTERL, ada yang menyebutkan harus di ada lebih dari 3 kelainan tsb. Kalau tertarik dengan bahasan VACTERL, silakan klik di sini.
Buntunya esofagus menyebabkan fetus tidak dapat menelan cairan amnion. Disebutkan pula kondisi ini berhubungan dengan insidensi prematuritas yang cukup tinggi.
Ujung proksimal esofagus yang bedilatasi menekan trakea dan kadang bisa menimbulkan gejala trakeomalasia. Hipoplasia paru pun mungkin terjadi bila amnion yang terlalu banyak masuk melalui tracheobronchial tree lewat fistula distal.
Umumnya bayi dengan EA sudah menunjukkan gejala segera setelah lahir, yaitu mengeluarkan air liur terus menerus, tersedak dan tidak bisa menoleransi minum. Bila dipasang NGT juga tidak bisa (hal ini terutama terasa jika memasukkan NGT no,10, yang terasa lebih rigid. Kalau pakai NGT yang lebih kecil kadang tidak terasa karena melingkar).
Foto polos baby gram bisa menunjukkan adanya kolom udara yang terhenti di leher (esofagus yang buntu), dan NGT yang melingkar. Udara yang terdapat pada gaster dan usus bagian distal menunjukkan adanya fistula trakeo-esofageal. Jika tidak ada udara di gaster dan usus bagian distal dapat disimpulkan kondisi atresia esofagus tanpa fistula. Bagaimanapun juga, kadang fistula ini tertutup oleh mukus, sehingga udara pada saluran cerna bagian distal tidak dapat dilihat gambarannya ( kejadian loch sekitar 14% menurut satu laporan).
Gambaran pneumonitis, atelektasis, kelainan jantung maupun tulang belakang juga mesti dinilai saat membaca foto babygram. Jika pada foto babygram terlihat adanya gambaran double bubble, maka harus dicurigai mungkin bayi ini juga menderita atresia duodenum.
Tatalaksana
Bayi dengan kondisi ini selalu berada dalam risiko pneuomonitis, jadi bayi diposisikan head up dan di suction berkala ke upper pouch esofagus melalui mulut. Posisi lain yang cukup nyaman adalah dengan tengkurap. Infus dipasang dan antibiotik diberikan. Jika mungkin, pasang PICC karena kemungkinan besar bayi perlu TPN dalam beberapa waktu. Hal yang tidak kalah penting pada fase awal adalah mencari anomali penyerta. Selain pemeriksaan fisik untuk mencari kelainan VACTERL, ekokardiografi, USG saluran kemih dan tulang belakang mungkin juga perlu dilakukan (ya... idealnya memang begitu..).
Sebelum melakukan pembedahan, sangat penting menentukan jarak antara pouch esofagus proksimal dan distal, di mana hampir selalu penjahitan esofagus primer tidak dapat dilakukan bila jaraknya lebih dari 2 cm (sekitar 10-20% AE memiliki jarak yang panjang atau disebut sebagai long gap EA). Atresia esofagus long gap lazimnya dijumpai pada kasus AE tanpa fistula. Sementara, AE dengan distal TE hampir selalu bisa dijahit primer dengan catatan pasien tidak memiliki kelainan paru /jantung berat atau kelainan lain yang bersifat mengancam nyawa.
Pada kasus EA dengan penyulit (yang tidak mungkin dilakukan jahit primer) maka dilakukan gastrostomi saja terlebih dahulu dengan tujuan dekompresi , dan penyambungan ditunda sampai kondisi pasien membaik. Perlu diingat bahwa bayi dilakukan ventilasi mekanik dapat mengalami perburukan bila udara dari fistula masuk ke gaster terlalu banyak (gaster bisa dilatasi berlebihan dan bocor. Kondisi ini mengharuskan operasi emergency untuk menutup fistula trakeo esofageal ).
Pada kasus EA tanpa fistula, maka dilakukan gastrostomi dan esofagostomi. Gastrostomi pada AE tanpa fistula dapat digunakan untuk feeding. (Kalau kasus AE dengan fistula gastrostomi nya jangan dipakai buat minum yaaaa... kecuali fistula nya sudah ditutup... Dilarang kerasss...) Beberapa ahli melakukan lengthening atau berusaha memanjangkan pouch esofagus proksimal, ada yang dibusi esofagusnya, ada yang pakai teknik Keen Kimura.. banyak deh. Lengkapnya mengenai esophageal lengthening baca di sini.
Untuk teknik operasi gastrostomi silakan klik di sini.. Sekarang sih belum bisa yaa...
Untuk teknik operasi esofagostomi silakan klik disini.. Sekarang sih belum bisa yaa
Teknik operasi atresia esofagus secara singkat:
- Tentukan posisi arkus aorta. Bila normal, dilakukan approach posteralteral torakotmi dari kanan (kadang kalau arkus aorta di kanan, maka dilakukan approach dari kiri, ini kejadian sekitar 2,5%)
- Insisi di awah scapula, curvilinear dari linea axilaris anterior sd daerah paravertebra
- Potong otot di bawahnya, lalu untuk tiap lapisan, tandai pakai jahitan benang supaya waktu nutup tidak bingung
- Kalau udah pas mepet dekat pleura, otot di tear (otot inner intercostal muscle) ke atas sedikit2 dengan klem
- Masukkan kasa lembab di antara kosta, lalu tekan2 ke bawah sampai si pleura dan parunya rada ambles ke bawah
- Masukin piniceto (retraktor kosta), lalu mulai diseksi ekstra pleura pakai kasa dan maleabel dan pantat pinset
- Cari vena azygos. Diseksi.
- Cari esogus pouch proksimal, dan bagian distal (fistulanya). Biasanya di bawah azygos. Tapi berapa kali kejadiannya gak kayak gitu. Mesti diseksi agak jauh. Baiknya dicari sampai yakin benar. Pernah sekali malah dibalik aorta. Jadi untuk make sure tidak kebalik, diraba denyutan aorta, dan konfirmasi dengan anestesi saat sedang ventilasi.
- Setelah fistula diidentifikasi, tegel pada kedua sisi dan potong 1-2 mm di atas trakea, lalu jahit satu satu.
- Dr. Anestesi mendorong NGT sd keluar dari pouch proksimal, Esofagus proksimal dibebaskan sedikit dari struktur di sekitarnya. Si NGT ini diteruskan sampai lambung, untuk minum juga!
- Cari esofagus distal, lalu buka. Diseksinya tidak boleh tll heboh, karena pembuluh darahnya segmental, dan awas ada n. Vagus disitu!)
- Jahit antara proksimal dan distal, dengan bantuan stent NGT. Kadang kalau bagian atas terlalu lebar bisa ditaper sedikit. Fiksasi kanan kiri esofagus (untuk traksi). Cukup 8 jahitan saja. Jika bagian atas susah disambung, coba klik disini untuk teknik-tekniknya
- Semua retraktor dilepas. Biarkan paru mengembang kembali. Cek adakah kebocoran pleura. Ada yang menjahit jika bocor, ada pula yang tidak.
- Pasang drain ekstra pleura, pakai chest tube no 12
- Tutup otot dan kulit
Perawatan post-op:
- Feeding per NGT sudah bisa dimulai POD 2-3. Ingat bahwa GERD sering pada kasus AE!
- Antibiotik diteruskan
- POD 5-6 bayi disuruh minum air gula yang dicampur methylene blue. Kalau bocor yaa keliatan biru di drain ekstra pleura nya. Kepustakaan lain sih di foto kontras POD 10 – 14 hari
- Kalau tidak ada kebocoran maka NGT dapat dilepas dan bisa minum lewat mulut. drain ekstrapleura dilepas minimal POD 10
- Bayi bisa dipulangkan jika toleransi minum sudah baik, dan jangan lupa untuk memonitor adakah kesulitan menelan dan gejala gastroesophageal reflux
- Kalau bocornya kecil (ada yang bilang <1/3 diameter), maka bisa dikonservatif.. Berharap menyembuh sendiri
- Tapi kalau bocornya besar, maka opsi lain adalah reoperasi, sambung ulang esofagus dengan diperkuat pleura atau otot. Opsi lainnya: esofagostomi dan gastrostomi, dan disambung nanti dengan substitusi esofagus seperti kolon, ileum, gastric pull up dll.
Komplikasi Pasca Bedah
Dini:
- Kebocoranan astomosis, sekitar 14-16%. 95% leakage nutup sendiri. Kalau terjadi kebocoran, maka seringnya jadi striktur dan bisa jadi rekuren TEF
- Striktura esofagus. Ini sampai 80%kejadian loh! Disebabkan oleh iskemia, kebocoran ataupun gastroesofageal reflux.
- Fistula rekuren. Kejadian sekitar 3-14%. Mesti operasi ulang. Terlihat esofagus dipenuhi udara pada Xray.
- GERD terjadi antara 30-70%. Terjadi karena segmen esofagus di intraabdomen pendek.
- Trakeomalasia. Biaasanya membaik dengan terapi konservatif. Kalau kolaps trakea >80% maka perlu dilakukan aortopeksi
Klasifikasi Prognostik
Waterston
A: Survival 95%, BB>2500 gr dan sehat
B: survival 68%, B1 jika BB 1800 – 2500 gr dan sehat, B2 jika BB >2500 gr disertai pneumonia sedang atau anomali bawaan yang berat
C: survival 6%, C1 jika BB <1800 gram, C2 jika BB>1800 gr disertai pneumonia sedang atau anomali bawaan yang berat
Spitz
I. Survival 97%. BB>1500 gr tanpa kelainan jantung berat
II. Survival 56%. BB <1500 gr atau ada kelainan jantung berat
III. Survival 22%. BB< 1500 gr dan disertai adanya kelainan jantung berat
Montreal [Poenaru et al. Surgery. 1993 Apr;113(4):426-32.]
I. Survival 93%. Non Ventilator dependent
II. Survivial 31%. Ventilator dependency atau disertai anomali lain yang mengancam nyawa
Bremen [JPediatr Surg. 2000 Apr;35(4):584-7.]
Dibagi berdasarkan adanya komplikasi atau tidak (komplikasi yang dimaksud adalah ada ARDS atau pneumonia pre op)
- Tanpa komplikasi
o I. Survival 100%. BB>1500 gr, tanpa kelainan jantung mayor
o II. Survival 50%. BB<1500 gr atau ada kelainan jantung mayor
o III. Survival 0%. BB <1500 gram dan ada kelainan jantung mayot
- Dengan komplikasi
o I. Survival 33%. BB>1500 gr tanpa kelainan jantung mayor
o II. Survival 40%. BB<1500 gr atau ada kelainan jantung mayor
o III. Survival 0%. BB<1500 gr diserai kelainan jantung mayor
Bibliografi
*kebanyakan tulisan ini diambil dari Operative Pediatric Surgery
[1]http://www.gfmer.ch/genetic_diseases_v2/gendis_detail_list.php?cat3=707
Sunatan, Phimosis dan Sekitar Preputium
Sunat atau sirkumsisi merupakan praktik yang telah sejak lama dilakukan pada anak lelaki. Dari tahun 2420 SM sudah ada catatan mengenai ritual tradisi operasi kulup ini! Sebagian kulup dibuang, sehingga glans penis tidak tertutupi oleh kulit lagi. Sekitar 30% lelaki di dunia ini disunat, dan sebetulnya, yang disunat dengan indikasi medis hanyalah <1%. [1]
Kulup alias preputium alias foreskin adalah kulit yang menutupi glans penis dan bersifat retractile (dapat ditarik). Fungsi preputium antara lain adalah sebagai proteksi terhadap lubang kencing (meatus uretra eksterna), fungsi imunologis dan merupakan salah satu organ erogenous. Antara kulup dan glans penis memang normalnya waktu lahir seringkali lengket, karena secara embriologi alias dari sononya memang mukosanya preputium dan glans penis terbentuk secara kontinyu; hal inilah yang sering disebut sebagai fimosis namun yang alamiah/fisiologis!
Kapan sih si kulit dan glans penis ini menjadi tidak lengket/bisa ditarik/retractile?
Seiring usia, biasanya kulup menjadi retractile atau tidak phimosis lagi, karena lama-lama, seiring proses ereksi normal dan keratinisasi epitel sebelah dalam. Lebih dari setengah abad yang lalu, Galdner meneliti bahwa sekitar 90% peputium ini sudah bersifat retractile pada usia 3 tahun. Sementara, penelitian yang dilakukan Olster tahun 1968 menunjukkan bahwa sekitar 6% anak lelaki kulupnya masih non retractile pada usia 6 tahun dan 1% masih non retractile pada usia 16 tahun. Moral of the story? Lazimnya si kulup ini akhirnya akan menjadi retractile juga. (please check referensi no.2 dan 3)
Phimosis itu Apa?
Phimosis adalah kondisi di mana preputium tidak bisa diretraksi (ditarik) melewati glans penis. Phimosis ini umumnya bersifat alamiah (physiologic phymosis). Sementara, phimosis patologis adalah kondisi di mana si kulup tidak bisa ditarik akibatnya adanya scarring (jaringan parut .. hmm apa yah terjemahannya yang pas) di sekitar glans penis dengan preputium, biasanya akibat infeksi. Bedanya antara phimosis alamiah dan patologis adalah pada phimosis alamiah (atau fisiologis), tidak ada scarring. Kedua hal ini cukup mudah dibedakan dengan pemeriksaan fisik. Kalau kulup terasa sangat ketat pada phymosis fisiologis, maka dapat diberikan salep kortikosteroid (misalnya triamcinolone 0,1% seperti Ketricin (R) ) di sekitar glans penis sambil meretraksi kulup pelan-pelan; tentunya jika memang anak dan atau orangtua memilih tidak disunat.

Kiri: phimosis fisiologis, kanan: phimosis patologis, perhatikan adanya phimotic ring/scar![4]
Permasalahan seputar Preputium
1. Smegma

smegma/keratin pearl
Smegma adalah sel epitel yang mengalami deskuamasi yang terperangkap di bawah preputium, dan seringkali membentuk semacam benjolan kecil berwarna putih di bawah kulit. Biasanya smegma ini akan keluar (ekstrusi) sendiri saat kulup sudah menjadi retractile.
2. Paraphimosis

Jika anda menemukan kondisi seperti ini, maka ini adalah darurat (gambar diambil dari bibliografi no.1)
Paraphimosis berarti kulup teretraksi (tertarik ke belakang) beberapa waktu, yang kalau dibiarkan, akan terjadi pembengkakan dan preputium terjebak di belakang glans penis. Biasanya hal ini terjadi saat anak mandi atau berkemih, namun si kulit lupa ditarik kembali untuk menutupi glans penis. Hal ini adalah kondisi DARURAT. Kulup dapat membengkak terus, dan glans penis kemudian dapat tercekik dan mengalami nekrosis.
Jika tidak bisa dikembalikan secara manual (glans penis didorong ke belakang sambil menarik preputium kedepan.. harus dikasih krim anestesi dulu ya sebelumnya spt EMLA supaya gak terlalu sakit), maka bisa dilakukan multiple puncture di sekitar foreskin yang membengkak, atau jika masih susah, dilakukan dorsal slit, yakni melakukan sayatan kecil di kulup sampai penis bisa dikembalikan (terutama jika anak tidak mau disunat). Kalau memang anaknya berencana disunat, ya bisa dilakukan sirkumsisi saja.

Hasil akhir dorsal slit. mengingat hasil teknik ini secara kosmetik, kadang beberapa orang memilih dilakukan sirkumsisi
3. Ballooning
Kalau kulup lengket dengan glans penis, seringkali terlihat ballooning atau kulit kulup menggembung saat anak akan berkemih. Hal ini umumnya tidak masalah dan akan menyembuh sendiri jika kulup sudah menjadi retractile. Hal yang mesti diperhatikan apakah anak menjadi harus mengedan saat berkemih atau malah BAK yang keluar menjadi tidak lancar.
4. Balanitis, posthitis, balanoposthitis
Kadang, terjadi radang di daerah glans penis (balanitis), kulup/foreskin (posthitis) atau keduanya (balanoposthitis). Perawatannya adalah dengan membersihkan penis dan kulup dengan air bersih dan pemberian salep antibiotik. Kadang diperlukan antibiotik minum. Radang yang terjadi berulang-ulang pada glans penis mungkin menyebabkan terjadinya scarring (pathologic phimosis).
Merawat Kulup/Preputium/Preputium Hygiene
Membersihkan kulup atau preputium pada anak yang belum/tidak disunat sebetulnya cukup sederhana dan efektif dalam mencegah kondisi patologis. Kulup yang belum bisa ditarik jangan pernah ditarik secara paksa kalau memang tidak bisa (hanya 50% anak <1 tahun yang bisa diretraksi!). Jika kulup sudah bisa diretraksi/ditarik, maka hygiene preputium dapat dilakukan, dan anak diajari untuk meretraksi kulup perlahan saat mandi. Kulup dibersikan saat mandi dengan air dan sabun lalu dikeringkan, lalu posisi kulup harus dikembalikan seperti semula menutupi glans penis.
Indikasi Medis Sirkumsisi
Sebetulnya, satu-satunya indikasi mutlak sunat adalah fimosis patologis. Kondisi lain yang mungkin disarankan untuk sunat adalah infeksi saluran kemih dan balanitis yang berulang.
Kapan baiknya anak disunat?
Di Amerika Serikat, banyak yang memilih anaknya disunat di masa baru lahir (neonatus), sementara orang Yahudi memilih sunat di usia 8 hari sesuai dengan tradisinya [1] (jelas hal ini mengundang pro kontra, mengingat di sono kulup atau preputium adalah bagian dari erogenous body part yang dibuang begitu saja dan mungkin tidak ada keharusan agama). Memang aspek sirkumsisi ini tidak hanya dari sisi medis saja, tapi banyak pengaruh juga dari sisi budaya dan agama. Bila kondisi anak sehat, sunat bisa dilakukan kapan saja, yang penting sebelum sunat dicari dulu adakah kelainan darah atau masalah medis lainnya yang mungkin menyulitkan saat sunat. Saat ini, sunat dapat dikerjakan dengan cara bedah terbuka, pemasangan cincin ataupun laser (ya, laser CO2 betulan.. bukan laser "besi/kauter panas" yang sering diklaim oleh pusat khitan) yang mungkin dilakukan dengan bius lokal ataupun total. Beberapa dokter bedah bahkan memilih tidak menggunakan jahitan benang misalnya dengan memakai fibrin glue.
Siapa yang tidak boleh disunat?
Jika penis kelihatan kecil atau tampak "tenggelam" (disebut juga concealed penis atau webbed penis), atau penis tampak bengkok jika ereksi (chordee), atau lubang kencing tidak ada di ujung penis (kadang sering dibilang sudah disunat oleh jin!) atau hypospadia. Sebenarnya bukan tidak boleh disunat, tapi mesti dirujuk ke dr bedah anak/urologi untuk evaluasi kelainan tersebut. Misalnya pada kasus hypospadia, hasil akhir operasi hypospadia tetap penis akan terlihat disunat; bahkan kalau operasi hypospadia tidak ingin bentuk akhirnya seperti disunat (tetap ada kulupnya) juga memungkinan.
Bibliografi
Jika penis kelihatan kecil atau tampak "tenggelam" (disebut juga concealed penis atau webbed penis), atau penis tampak bengkok jika ereksi (chordee), atau lubang kencing tidak ada di ujung penis (kadang sering dibilang sudah disunat oleh jin!) atau hypospadia. Sebenarnya bukan tidak boleh disunat, tapi mesti dirujuk ke dr bedah anak/urologi untuk evaluasi kelainan tersebut. Misalnya pada kasus hypospadia, hasil akhir operasi hypospadia tetap penis akan terlihat disunat; bahkan kalau operasi hypospadia tidak ingin bentuk akhirnya seperti disunat (tetap ada kulupnya) juga memungkinan.
Bibliografi
[1] Sidler D, Bode C, Desai C.Chapter 95: Circumcision in Pediatric Surgery: Comprehensive textbook for Africa.p.554-8.
[2]Gairdner D.The fate of foreskin, a study of circumcision. BMJ. 1949 (2:1433-1447)
[3] Oster J Further fate of the foreskin. Arch Dis Child. 1968;43(228):200-4.
[4] MacGregor TB, Pike JG, Leonard MP. Pathologic and physiologic phimosis: approach to the phymotic foreskin. Can Fam Physician 2007;53.445-8.
Gambar diperoleh dari Comprehensive textbook for Africa (tersedia dalam bentuk e-book gratis di situs globalhelp), situs emedicine, dan jurnal yang ada di bibliografi di atas
about who I am
Hello!
My name is Julia Dolphin, and welcome to this blog. I am a pediatric surgeon working in Tangerang,Banten, Indonesia. This is my latest attempt on surgical blogging. This site is dedicated to all things related to pediatric surgery. An ambivert writer, I sometimes write too technical surgery stuffs in a colloquial language (forgive the pun!)
I write this blog to help me at my practice and without any vague intention to endorse it (hence I use a pseudonym).
I try my best to mark necessary bibliography or references, as well as useful hyperlinks. I would refer the sources if I am posting images, table or researches. If they're yours and you don't want it published here, please do notice me. I will remove it right away.
Feel free to leave your message around here.
Cheers,
JD